4 Pemain Ini Jadi Pengoleksi Terbanyak Gelar Liga 1

4 Pemain Ini Jadi Pengoleksi Terbanyak Gelar Liga 1

Ligaindonesia.asia – Tak semua pesepak bola bisa beruntung merasakan gelar juara di level klub. Faktor keberuntungan serta stabilitas performa di lapangan jadi faktor penentu seorang pesepak bola kariernya bisa langgeng di klub elite yang punya potensi besar jadi tim terbaik.

Berbeda dengan persaingan level internasional, pesepak bola di Indonesia jarang ada yang berkarier panjang di sebuah klub. Rata-rata mereka hanya dikontrak per musim saja, dengan opsi perpanjangan di musim selanjutnya.

Di Indonesia, tak ada cerita seorang Lionel Messi menikmati puluhan gelar bersama Barcelona atau Ryan Giggs di Manchester United. Yang ada, seorang pesepak bola nasional banjir gelar dengan klub berbeda.

Persaingan di kompetisi kasta elite Indonesia (terutama setelah era penggabungan Galatama dan Perserikatan di era medio 1990-an) terbilang unik. Tak ada satu klub pun yang dominan layaknya Manchester United, Juventus, Bayern Munchen.

Setiap musimnya selalu muncul juara baru. Kadang muncul kejutan, klub yang tak punya nama besar dan dihitung jadi unggulan bisa mentas jadi yang terbaik. Ambil contoh Persik Kediri juara Liga Indonesia 2003 (sekarang Liga 1) usai promosi atau klub muka baru Bhayangkara FC yang berstatus jawara Liga 1 2017.

Kecerdikan seorang pemain memilih klubnya akan menentukan apakah dirinya bakal panen gelar atau tidak sepanjang kariernya.

Berikut ini pesepak bola pelanggan gelar juara di pentas kasta tertinggi Tanah Air atau Liga 1,

Boaz Solossa

Boaz Solossa tercatat jadi pemain paling banyak meraih gelar kompetisi era Liga Indonesia. Ia simbol dominasi Persipura Jayapura di pentas elite sepak bola nasional.

Selama 15 tahun Persipura amat bergantung pada sosok Boaz Solossa. Hal yang wajar karena sang penyerang sosok pemain dengan karakter kuat yang menginspirasi tim.

Boaz secara alamiah dilahirkan sebagai pesepak bola bermental juara dan sosok pemimpin buat Persipura. Tiga kali dihantam cedera berat, ia selalu bisa bangkit dan jadi sosok kunci Persipura memenangi gelar juara.

Ia ikon generasi emas Papua usai menjadi juara PON 2004.

Baca Juga : 3 Legenda Indonesia Pendamping Bima Sakti di Timnas U-15

Tim Mutiara Hitam kebanjiran pemain-pemain bertalenta yang secara signifikan mengerek performa dan prestasi tim. Boaz Solossa, Ian Kabes, Immanuel Wanggai, Christian Worabay, Ricardo Salampessy, Gerald Pangkali, adalah pemain belia alumnus PON 2004.

Khusus Boaz, ia melejit jadi superstar. Ia menjelma jadi penyerang terbaik Indonesia pasca era Bambang Pamungkas.

Ia satu-satunya bomber lokal yang bisa eksis di persaingan perburuan sepatu emas yang selalu didominasi penyerang-penyerang asing.

Boaz tercatat menjadi pencetak gol terbanyak Indonesia Super League musim 2008-2009 (28 gol), 2010-2011 (22 gol), 2013 (25 gol). Berbarengan dengan itu ia juga didapuk sebagai pemain terbaik.

Pada musim 2016 ia juga jadi best player Torabica Soccer Championship.

Sepanjang kariernya Boaz menikmati gelar juara kompetisi sebanyak lima kali, yakni pada musim 2005, 2008-2009, 2010-2011, 2013, dan 2016.

Belum ditambah trofi Community Shield Indonesia 2009 dan Inter Island Cup 2011. Hebatnya semua itu dicapai hanya di satu klub: Persipura.

Ian Kabes

Sama seperti Boaz Solossa, Ian Kabes merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan Persipura.

Usai membela tim PON Papua pada edisi 2004, pemain kelahiran 13 Mei 1986 langsung jadi bagian tim utama Persipura memenangi gelar prestisius Liga Indonesia 2005.

Ia jadi duet Boaz di sektor sayap ofensif Persipura. Raihan gelar keduanya sama. Hanya yang membedakannya Ian Kabes tak pernah merasakan gelar pribadi sebagai top scorer atau pemain terbaik.

Namun, lepas dari itu Kabes adalah sosok vital yang memberi warna pada lini depan Persipura. Hingga saat ini pemain berusia 33 tahun tersebut tetap menjadi pilihan utama Tim Mutiara Hitam.

Ian Kabes dikenal pemain yang disiplin dan berkepribadian baik di dalam dan luar lapangan. Jarang ada cerita negatif tentang dirinya.

Bambang Pamungkas

Penyerang Persija Jakarta, Bambang Pamungkas, mencetak rekor pribadi dalam laga leg pertama semifinal Piala Indonesia 2018 melawan Borneo FC, Sabtu (29/6/2019). Pemain berusia 39 tahun itu mencetak gol ke-200 untuk Macan Kemayoran. Sebuah pencapaian luar biasa buat pemain yang usianya amat uzur buat ukuran seorang pesepak bola.

Bermain di Stadion Wibawa Mukti Cikarang, kedua tim tampil sama kuat 1-1 hingga menit ke-90. Gol Persija dicetak Yan Pieter Nasadit (2′), sedangkan gol Borneo FC dibukukan Terens Puhiri (38′).

Pada injury time, Bambang Pamungkas justru memberikan kejutan berupa gol kemenangan untuk Persija. Gol pada menit ke-96 tersebut lahir setelah memanfaatkan umpan silang Riko Simanjuntak yang disempurnakan melalui sundulan.

Bambang Pamungkas pertama kali membela Persija Jakarta pada edisi 1999. Ia sempat dipinjam klub Divisi III Belanda, EHC Norad setahun berselang, sebelum kembali ke Tim Ibu Kota dan kemudian mempersembahkan gelar Liga Indonesia 2001.

Keputusan mengejutkan dibuat striker yang identik dengan nomor punggung 20 tersebut saat memutuskan hijrah ke klub Malaysia, Selangor FA pada tahun 2005. Dua musim melanglang-buana di Negeri Jiran, Bepe kembali ke klub yang ia cintai.

Di musim perdananya di Selangor FA, Bepe hattrick gelar: Malaysia Premier League, Malaysia Cu, Malaysia FA Cup.

Sang pemain sempat minggat dari Jakarta ke Pelita Bandung Raya pada musim 2013–2014, karena masalah prinsipil kasus tunggakan gaji dengan manajemen Persija, namun ujungnya kembali balik kucing setahun berselang.

Semenjak itu, Bambang setia ke Persija. Raihan trofi Piala Presiden 2018 dan Liga 1 2018 diprediksi bakal jadi momen perpisahan pemain asal Getas, Jawa Tengah itu. Namun, ternyata tidak demikian.

Supardi Nasir

Supardi Nasir kapten Persib Bandung jadi pemain tertua di Tim Maung Bandung. Di usianya yang memasuki 36 tahun ia tetap jadi pilihan inti di sektor kanan pertahanan. Ia tetap terlihat cepat, agresif, berstamina prima.

Pada pertengahan 2000-an pemain asal Bangka kelahiran 9 April 1983 tersebut pelanggan Timnas Indonesia.

Sepanjang kariernya dimulai tahun 2002, Supardi tercatat sudah membela enam klub, yakni: PS Palembang PSPS Pekanbaru, PSMS Medan, Pelita Jaya, Sriwijaya FC dan Persib Bandung.

Cerita sukses Supardi dimulai saat dirinya berkarier di Sriwijaya FC. Di klub berjulukan Laskar Wong Kito ia pertama kali merasakan madu juara Indonesia Super League 2011-2012. Di klub tersebit ia juga sukses merasakan trofi Community Shield Indonesia 2010 dan Inter Island Cup 2010.

Keputusannya merantau keluar dari Tanah Sumatra menuju Bandung sempat memicu kehebohan. Pilihannya diambil untuk mencari tantangan baru.

Dan benar saja keputusannya pindah klub ke Persib berbuah gelar ISL 2014. Ia jadi salah satu sosok kunci kebangkitan kejayaan Tim Pangeran Biru di bawah komando Djadjang Nurdjaman,

Di Persib pula, pemain yang dikenal religius tersebut merasakan gelar Piala Presiden 2015. Di usianya yang mulai menua, Supardi masih punya hasrat kuat kembali angkat piala. Ia berharap bisa menutup karier dengan mengantar Persib juara Shopee Liga 1 2019 ini.

Firman Utina

Tak terbantahkan, Firman Utina sosok playmaker terbaik yang dimiliki Indonesia di era 2000-an. Ia pemain berkelas yang laku di pasaran.

Ia menikmati berbagai gelar di berbagai klub. Semenjak berkarier tahun 1999, Firman tercatat telah sembilan delapan klub, Persma Manado, Persita Tangerang, Arema Malang, Pelita Jaya, Persija Jakarta, Sriwijaya FC, Persib Bandung, Bhayangkara FC, dan Kalteng Putra.

Firman kelahiran 15 Desember 1981 yang kini sudah gantung sepatu dikenal pemain jaminan mutu. Harga jualnya tinggi. Klub yang merekrutnya berharap sulap ala Firman di sektor lini tengah.

Firman menikmati madu gelar juara bersama Arema FC di ajang Piala Indonesia 2005 dan 2006.

Gelar kompetisi perdananya didapat saat membela Sriwijaya FC pada Indonesia Super League 2011-2012. Selanjutnya, pesepak bola yang bakatnya ditemukan oleh pelatih senior, Benny Dollo tersebut kembali angkat trofi bersama Persib Bandung di ISL 2014. Setahun berselang Firman mengantar Maung Bandung jadi jawara Piala Presiden 2015.

Saat orang berfikir kariernya sudah habis karena dimakan usia, Firma kembali membuat sensasi saat membela Bhayangkara FC. Klub yang tak pernah dihitung bakal meramaikan persaingan juara secara tak terduga jadi kampiun Liga 1 2017.

Jelang gantung sepatu Firman sempat meloloskan Kalteng Putra promosi ke kasta utama dengan status peringkat tiga Liga 2 2018.

3 Legenda Indonesia Pendamping Bima Sakti di Timnas U-15

3 Legenda Indonesia Pendamping Bima Sakti di Timnas U-15

Ligaindonesia.asia – Bima Sakti akan memimpin Timnas Indonesia U-15 di Piala AFF 2019 yang akan berlangsung di Chonburi, Thailand, 27 Juli – 9 Agustus. Pengalaman ini tentu saja menjadi yang perdana buat pelatih berusia 43 tahun tersebut

Seperti diketahui, karier kepelatihan Bima Sakti sebelumnya adalah asisten pelatih Luis Milla di Timnas U-23 dan dipercaya menukangi timnas senior di Piala AFF 2018. Meski demikian, Bima Sakti terlihat cukup menyukai perannya tersebut.

Dalam hanya kalah sekali dalam lima laga uji coba dan meraih tiga kemenangan serta sekali imbang. Catatan-catatan tersebut tentu saja membuat Bima Sakti bisa dibilang layak menukangi Timnas Indonesia U-15.

Akan tetapi, ujian sesungguhnya baru akan berlangsung di Piala AFF U-15 2019. Sebagai juara bertahan Tim Garuda Muda Indonesia tentu memikul beban yang berat.

Apalagi Indonesia berada di Grup A bersama Myanmar, Vietnam, Timor Leste, Singapura, dan Filipina. Tentu saja bisa diprediksi laju Timnas Indonesia U-15 tak akan mudah. Namun, Bima Sakti beruntung memiliki para asisten yang siap membantunya menuntaskan misi meraih prestasi.

Lantas, siapa saja yang akan membantu Bima Sakti? Berikut ini para asisten Bima Sakti di Timnas Indonesia U15:

Baca Juga : Timnas Indonesia U-18 Berharap Dapat Lawan Kuat di Sidoarjo

Indriyanto Nugroho

Dalam melaksanakan tugasnya, Bima Sakti, menunjukkan Indriyanto Nugroho sebagai asistennya di Timnas Indonesia U-15. Pekerjaan di dunia kepelatihan menjadi yang pertama buat kami.

Meski demikian, nama Indriyanto Nugroho sudah tak asing dengan sepak bola Indonesia. Pria berusia 42 tahun itu merupakan mantan pemain yang pernah berkarier di PSIS Semarang, dan Persik Kediri.

Indriyanto Nugroho juga pernah memperkuat Timnas Indonesia edisi 1995-1996. Ia kompatriot Bima di Timnas Primavera yang berguru di akademi klub elite Serie A, Sampdoria.

Ia duet Kurniawan Dwi Yulianto di sektor depan Timnas Privamera. Nama Indriyanto jadi pusat perhatian kala dirinya pindah dari klub Arseto Solo ke Pelita Jaya dengan nominal transfer Rp 100 perak. Ia dijuluki Mr. Cepek.

Karena sudah biasa berkolaborasi, kehadiran Indriyanto Nugroho tentu saja bakal membantu pekerjaan Bima Sakti di Timnas Indonesia U-15. Beberapa tahun terakhir ia aktif terlibat di pembinaan usia dini dengan menukangi SSB Kabo Mania.

Firmansyah

Selain Indriyanto Nugroho, Bima Sakti juga akan dibantu Firmansyah. Sosok tersebut adalah salah satu bek terbaik Indonesia di era pertengahan 2000-an.

Mengawali karier di Persikota Tangerang. Pemain yang bakatnya ditemukan oleh Rahmad Darmawan langsung dapat tempat di Timnas Indonesia Piala AFF 2004.

Mulai saat itu posisinya tak tergantikan sebagai pengawal lini belakang Tim Merah-Putih.

Namun, semasa kariernya sebagai pemain, Firmansyah telah memperkuat sejumlah klub elite Indonesia. Pria yang dahulu berprofesi sebagai bek itu pernah memperkuat Persikabo, Persikota, hingga Sriwijaya FC.

Sayang petaka cedera lutut parah jelang Piala Asia 2007 membuat karier Firmansyah meredup sampai akhirnya memutuskan gantung sepatu jelang tahun 2010.

Firmansyah kemudian banting sepatu jadi PNS di Wali Kota Tangerang sebelum kembali mencoba peruntungan menjadi pelatih usia muda. Bekal pengalamannya semasa bermain akan sangat berguna bagi Timnas Indonesia U-15. Ia bisa membantu Bima mempersolid pertahanan Tim Merah-Putih.

Markus Haris Maulana

Sementara itu, Bima Sakti menunjuk Markus Haris Maulana sebagai asisten yang akan mengurusi penjaga gawang. Nama Markus tentu saja sudah tak asing karena pernah menjadi kiper Timnas Indonesia rentang 2007-2012.

Selain itu, pria yang semasa kariernya akrab disapa Markus Horison itu pernah memperkuat klub-klub elite Indonesia semisal PSMS Medan, Arema, Persib Bandung, hingga PSM Makassar. Markus mengakhiri kariernya bersama klub Timur Leste, Assalam pada 2017.

Terjun di kepelatihan tentu menjadi pengalaman pertama buat Markus Haris Maulana. Namun, ilmunya selama menjadi kiper tentu saja bakal berguna buat penjaga gawang Timnas Indonesia U-15.

Timnas Indonesia U-18 Berharap Dapat Lawan Kuat di Sidoarjo

Timnas Indonesia U-18 Berharap Dapat Lawan Kuat di Sidoarjo

Ligaindonesia.asia – Pelatih Timnas Indonesia U-18 Fakhri Husaini berharap mendapat perlawanan ketat dalam tiga laga uji coba. Laga uji coba ini akan dimainkan di Gelora Delta Sidoarjo.

“Saya minta, semua tim bermain normal. Saya suka main keras, tapi tetap pada koridor fair play dan respek. Saya sepenuhnya percaya pada wasit yang memimpin pertandingan,” kata Fakhri.

Bagi Fakhri, jika pemain lawan tak memberikan perlawanan ketat pada timnya, ia justru merasa rugi karena tidak bisa mendapatkan bekal sebelum terjun di Piala AFF U-18 di Vietnam pada Agustus 2019.

“Kalau main hati-hati, nanti kami tidak mendapatkan apa-apa dari sini. Bagi saya, cedera itu sebuah risiko, meski tetap merugi. Selama ada wasit, insiden-insiden itu bisa diminimalkan,” katanya.

Fakhri sudah kehilangan tiga pemainnya yang cedera selama seminggu latihan persiapan. Selain, Supriyadi (sayap), Komang Teguh (stopper), pemain terakhir yang cedera adalah kiper, Ernando Ari. Ernando mengalami cedera tangan kirinya saat latihan.

Kalau main bola risikonya cedera. Yang penting, anak-anak mendapat pengalaman sebelum tanding ke AFF Cup U-18 nanti,” ujar Fakhri.

Untuk informasi harga tiket Timnas Indonesia U-18 simak catatan berikut ini.

Baca Juga : Timnas Indonesia Bertemu Malaysia di Kualifikasi Piala Dunia 2022

Harga Tiket

Terdapat tiga kategori tiket yang dijual dalam tiga laga uji coba tersebut. Masing-masing yaitu Ekonomi yang dibanderol Rp35 ribu, lalu Utama dengan harga Rp75 ribu, dan terakhir VIP dijual dengan harga Rp100 ribu.

Informasi ini disamapkan oleh sekretaris Asprov PSSI Jawa Timur, Amir Burhanuddin. “Kami sudah mempersiapkan tiga kategori tiket. Kami berharap masyarakat bisa ikut meramaikan dan memberikan dukungan kepada Timnas Indonesia U-18,” kata Amir.

Panpel pertandingan tidak menjual tiket pertandingan secara online. Dengan kata lain, penonton yang ingin mendapatkan tiket harus datang ke stadion karena penjualan dilakukan dengan sistem on the spot.

Keputusan menjual tiket pertandingan ini diyakini bakal berdampak besar buat sepak bola Jawa Timur. Sebab, provinsi yang beribukota di Surabaya itu dikenal memiliki suporter yang fanatik terhadap sepak bola.

Itu sudah terbukti saat Timnas Indonesia U-16 dan Timnas Indonesia U-19 berlaga di Stadion Gelora Delta. Dua tim itu meraih gelar juara di stadion tersebut dalam ajang Piala AFF U-16 2018 dan Piala AFF U-19 2013 saat Indonesia menjadi tuan rumah.

Di sisi lain, tiga laga uji coba ini menjadi persiapan Timnas Indonesia U-18 yang bakal berlaga dalam Piala AFF U-18 2019 di Vietnam. Bagus Kahfi dkk. bakal menjalani turnamen itu pada 6-19 Agustus.

Timnas Indonesia Bertemu Malaysia di Kualifikasi Piala Dunia 2022

Timnas Indonesia Bertemu Malaysia di Kualifikasi Piala Dunia 2022

Ligaindonesia.asia – Hasil undian Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia melahirkan miniatur Piala AFF di Grup G. Empat negara Asia Tenggara, Timnas Indonesia, Vietnam, Thailand, dan Malaysia, ditambah Uni Emirat Arab (UEA) akan saling bentrok.

“Saya menyaksikan drawing, dan saya di dalam ruangan itu bisa merasakan sesuatu ketika hasilnya dikeluarkan,” kata McMenemy dalam wawancaranya bersama AFC.

Malaysia bertemu Timnas Indonesia, kemudian muncul perasaan, ‘Wah, ini akan menjadi sesuatu yang menarik’. Juga ada Thailand, Vietnam, dan UEA. Ini akan menjadi laga-laga yang menarik. Di regional (Asia Tenggara), rasa antusiasme-nya seperti yang terjadi pada masa lalu akan kembali terasa,” lanjutnya.

McMenemy tak menepis anggapan bahwa Timnas Indonesia akan mengincar posisi kedua di Grup G. Melawan Vietnam, Thailand, dan Malaysia, Timnas Indonesia relatif dapat mengimbangi. Beda dengan UEA yang levelnya berada di atas.

“Saya menilai semua orang merasa, Timnas Indonesia akan bersaing dengan Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Saya merasa orang berpikir kami akan mengincar posisi kedua. Dan mereka adalah tim yang sudah kami ketahui, lawan yang pernah kami hadapi. Jadi tak akan ada rahasia di antara kami,” imbuh arsitek asal Skotlandia itu.

Baca Juga : Timnas Indonesia U-22 Bakal Gelar Ujicoba

14 Tim Lolos ke Putaran Ketiga

Sebanyak 40 negara mengikuti Putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia yang terbagi ke dalam delapan grup. Setiap pemenang dari masing-masing grup akan otomatis melangkah ke putaran ketiga. Plus, empat runner-up terbaik juga akan lolos.

Pada putaran ketiga, 14 tim yang lolos dibagi ke dalam dua grup. Dua tim teratas pada masing-masing grup berhasil menggenggam tiket ke putaran final Piala Dunia 2022 di Qatar.

Adapun, tim peringkat ketiga pada masing-masing grup akan saling berhadapan dengan format kandang dan tandang untuk bersaing lolos ke Play-Off Antarkonfederasi.

Pada babak ini, satu wakil Asia, satu wakil CONCACAF, satu wakil CONMEBOL, dan satu wakil OFC akan memperebutkan dua tiket untuk bermain pada putaran final Piala Dunia 2022.

Jadwal Timnas Indonesia di Grup G

5 September 2019

Timnas Indonesia Vs Malaysia

10 September 2019

Timnas Indonesia Vs Thailand

10 Oktober 2019

Uni Emirat Arab Vs Timnas Indonesia

15 Oktober 2019

Timnas Indonesia Vs Vietnam

19 November 2019

Malaysia Vs Timnas Indonesia

26 Maret 2020

Thailand Vs Timnas Indonesia

31 Maret 2020

Timnas Indonesia Vs Uni Emirat Arab

4 Juni 2019

Vietnam Vs Timnas Indonesia

Timnas Indonesia U-22 Bakal Gelar Ujicoba

Timnas Indonesia U-22 Bakal Gelar Ujicoba

Ligaindonesia.asia – Berikut ini akan kita bahas mengenai Timnas Indonesia U-22 yang sedang mempersiapkan tim mereka untuk SEA Games 2019 nanti. Penasaran? Yuk langsung aja simak informasi informasi dibawah ini.

Pelatih timnas Indonesia U-22, Indra Sjafri mengungkapkan rencana ujicoba yang akan dijalani timnya dalam waktu dekat. Kini semua pemain telah berkumpul untuk pemusatan latihan di Jakarta pada 20-31 Juli 2019.

Dari 26 pemain yang dipanggil, empat personel belum bergabung. Satu di antaranya adalah bek Persib Bandung, Indra Mustafa, yang masih membela timnya kontra PSIS Semarang pada sore tadi.

Selama pemusatan latihan, timnas Indonesia U-22 akan mengadakan sekali internal game pada Kamis (25/7/2019). Pada 28 Juli 2019, skuat berjulukan Garuda Muda ini akan terbang ke Lampung untuk menghadapi Lampung Selection dalam partai uji coba di Stadion Sumpah Pemuda, Bandar Lampung.

“Khusus Juli ini, kami mengadakan sekali uji coba plus internal game. Nanti pada 28 Juli, kami ke Lampung untuk beruji coba melawan Lampung Selection,” imbuh Indra kepada wartawan di Stadion Madya,

Indra mengatakan, dari 26 pemain yang dipanggil, terdapat beberapa muka baru dan personel yang minim menit bermain di timnas Indonesia U-22. Pasalnya, Indra masih ingin menguji penampilan sejumlah pemain baru pada TC saat ini.

Baca Juga : Agen Akan Pindahkan Philippe Coutinho Dari Barcelona

Daftarkan 40 Pemain pada 2 September

Indra akan mendaftarkan 40 pemain untuk SEA Games 2019 pada 2 September mendatang. Sebelum itu, Indra bakal menggelar TC kembali pada Agustus 2019, dengan sejumlah wajah baru.

“Sesuai dengan timeline-nya SEA Games, pada 2 September sudah harus mendaftarkan 40 pemain. Oleh sebab itu, TC untuk Juli dan Agustus akan ada wajah-wajah baru,” tutur Indra.

“Jadi pemain-pemain baru yang kami panggil itu untuk melengkapi pemain menjadi 40 pemain. Sumber pemain pada TC pada Juli dan Agustus ini, yaitu kami blusukan dari kompetisi ke kompetisi. Kami lihat dan beberapa pemain baru hadir pada hari ini.”

“Pada TC Agustus nanti kami berlakukan hal yang sama ya. Kami akan panggil beberapa pemain lagi yang kami anggap bisa kami uji. Khusus untuk Juli ini kami panggil 26 pemain,” imbuh mantan peracik strategi Bali United itu.