Semen Padang Mengaku Sulit Lepas dari Tekanan Arema FC

Semen Padang Mengaku Sulit Lepas dari Tekanan Arema FC

Ligaindonesia.asia – Muhammad Rifqi angkat bicara soal kekalahan timnya pada laga lanjutan Shopee Liga 1 musim 2019. Pemain belakang Semen Padang ini menyebut bahwa timnya kesulitan lepas dari tekanan Arema FC.

“Pertandingan ini sulit bagi kami,” kara Rifqi.

“Sepanjang 90 menit, kami ditekan oleh Arema. Kami gagal mencetak banyak peluang. Kami sempat main bagus sepanjang 75 menit. Namun, kami selalu diserang. Ini membuat kami buruk kala menyerang balik,” sambungnya.

Semen Padang, sebelumnya, harus menelan kekalahan kala menantang Arema pada laga pekan ke-25 Shopee Liga 1 musim 2019. Dalam pertandingan yang dihelat di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, Senin (28/10), Kabau Sirah -julukan Semen Padang- kalah dengan skor 0-1. Gol semata wayang pada laga, yang juga disiarkan langsung Indosiar, tersebut dicetak Makan Konate melalui titik penalti.

Dengan kekalahan ini, Semen Padang masih belum bergeser dari dasar klasemen. Mereka mengoleksi 22 angka dari 25 laga.

Sementara, kemenangan ini, membawa Arema naik dua peringkat. Saat ini, mereka berada di posisi kelima, dengan raihan 38 poin dari 24 pertandingan. Simak artikel selengkapnya di bawah ini.

Baca Juga : Alasan Madura United Bisa Jadi Penghalang Bali United

Sempat Optimistis
Sementara itu, Rifqi mengaku timnya sempat mengapungkan optimisme jelang laga kontra Arema. Mereka bahkan optimistis bisa meraih poin penuh pada laga kontra Arema.

“Melawan tim seperti Arema, kami harus menargetkan menang. Jika hanya berharap imbang, kami pasti kalah,” tutur Rifqi.

Namun, hal ini sempat meleset dilakukan para penggawa Semen Padang pada pertandingan. Mereka, menurut eks penggawa Barito Putera ini, sempat bermain terlalu bertahan, dengan menumpuk banyak orang di belakang.

“Padahal, sebelumnya kami nothing to lose,” katanya.

“Kami sebetulnya juga bermain bagus. Namun, masalahnya, kami terlalu banyak diserang,” ia menandaskan.

Idola Baru Aremania di Sektor Bek Sayap Arema

Idola Baru Aremania di Sektor Bek Sayap Arema

Ligaindonesia.asia – Ada satu pemain Arema FC yang belakangan ini dibanjiri pujian. Pemain itu adalah Agil Munawar. Pemain 23 tahun asal Bandung tersebut tampil menawan dalam tiga pertandingan terakhir Arema di Shopee Liga 1 2019.

Agil baru mendapatkan kesempatan bermain ketika melawan Madura United (20/7/2019), saat pemain inti Alfin Tuasalamony mengalami cedera engkel.

Kesempatan itu tak disia-siakannya. Meski Arema kalah, Agil tampil bagus. Dia kemudian tampil lebih impresif saat menghadapi Bhayangkara FC (26/7/2019), dan Persib Bandung (30/7/2019). Arema berhasil meraih kemenangan di dua pertandingan kandang tersebut.

Postur tubuhnya yang mungil tertutupi dengan kelincahan di lapangan. Akun media sosial miliknya banjir pujian, terutama setelah pertandingan kontra Persib, di mana dia secara profesional membantu Arema menang telak 5-1 atas klub kampung halamannya itu.

Agil Munawar Tak Hanyut dalam Pujian

“Saya jadikan motivasi pujian itu,” kata pemain santun ini.

Namun, Agil tidak ingin hanyut dalam pujian. Dia tidak ingin berpuas diri. Jika tidak menjaga permainannya, posisinya di tim inti Arema tetap rawan tergusur mengingat kondisi cedera Alfin sekarang sudah berangsur membaik.

“Saya senang dapat kesempatan bermain melawan Persib sebagai pemain inti, apalagi dapat hasil kemenangan, tapi sekarang harus segera dilupakan pertandingan kemarin. Tinggal fokus pertandingan yang ada di depan,” lanjutnya.

Baca Juga : Pelatih Arema FC Menyebut Persija Jakarta Kepayahan

Agil Munawar Tak Patah Semangat

Soal kesempatan bermain di laga selanjutnya, Agil memasrahkan kepada pelatih. Dia selalu siap kapan pun diberikan kesempatan.

Di awal musim, ketika masih jadi cadangan, Agil tak patah semangat. Hampir setiap hari dia menambah porsi latihan sendiri. Di Arema, hanya ada beberapa pemain yang masih rutin menambah porsi latihan sendiri.

Kini, dia menuai hasilnya. Aremania mulai menjadikannya idola baru di sektor bek sayap.

“Agil bermain fantastis. Dia banyak memenangkan duel dengan lawan,” puji Milomir Seslija, pelatih Arema, setelah pertandingan melawan Persib.

Pelatih Arema FC Menyebut Persija Jakarta Kepayahan

Pelatih Arema FC Menyebut Persija Jakarta Kepayahan

Ligaindonesia.asia – Milomir Seslija angkat bicara soal Persija Jakarta, yang akan menjadi lawan anak asuhnya pada laga lanjutan Shopee Liga 1 musim 2019. Pelatih Arema FC ini menilai, Macan Kemayoran -julukan Persija Jakarta- saat ini tak berada dalam kondisi kepayahan.

“Persija memulai kompetisi lebih awal, karena bermain di kompetisi Asia. Ini membuat para pemain mereka kelelahan dalam menjalani kompetisi lokal,” ucap Milo, sapaan karib Milomir Seslija.

“Ini semua membuat penampilan Persija jeblok,” sambungnya.

Arema sendiri akan menghadapi Persija Jakarta pada laga pekan 12 Shopee Liga 1 musim 2019. Pertandingan ini akan dihelat di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Sabtu (03/08) sore.

Saat ini, Arema berada di posisi empat klasemen sementara dengan koleksi 18 angka dari 10 pertandingan. Sedangkan Persija saat ini masih terdampar di peringkat 17 dengan koleksi enam angka dari tujuh laga.

Posisi ini sangatlah mengecewakan bagi tim dengan reputasi seperti Persija. Kekecewaan inilah yang memicu pergantian pelatih di kubu Macan Kemayoran beberapa waktu lalu.

Baca Juga : Tangis Rivaldi Bawuo Setelah Menjebol Gawang Persib

Ganti Pelatih Tak Tuntaskan Masalah

Milo pun menyoroti pergantian pelatih di kubu Persija Jakarta, beberapa waktu lalu. Pelatih asal Bosnia ini menyebut bahwa perubahan nakhoda Persija, dari Ivan Kolev ke Julio Banuelos, tak banyak mengubah keadaan.

“Mereka berpikir bahwa mengganti pelatih bakal menuntaskan masalah. Namun, ini hanya temporer. Dalam waktu singkat mungkin mereka bagus, tapi lama kelamaan mereka akan kembali turun,” papar Milo.

“Mengganti pelatih pun justru menimbulkan masalah lagi. Pemain harus bisa menyesuaikan gaya bermain dengan pelatih baru,” sambungnya.

Harus Beradaptasi

Lebih lanjut, Milo menyebut bahwa pergantian pelatih ini juga menghadirkan masalah lain. Pelatih baru, menurut juru taktik berusia 55 tahun tersebut, tak bisa langsung mengubah timnya.

“Perubahan dalam waktu singkat akan membuat kebingungan. Semua perlu waktu,” kata Milo pada saat itu.

“Seperti bayi yang baru minum susu, jika rasa susu itu terus berubah, tentu tak akan baik bagi si bayi,” ia menandaskan saat itu.