Ayah Korban Kanjuruhan Histeris dan Pingsan Setelah Melihat Jenazah Putrinya Diautopsi

Ayah Korban Kanjuruhan Histeris dan Pingsan Setelah Melihat Jenazah Putrinya Diautopsi Devi Ahok Yulfitri sosok ayahanda dari dua Aremanita yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan, menangis histeris serta pingsan ketika jenazah kedua anaknya tersebut diautopsi pada hari Sabtu (5/11/2022).

Ia juga berkali-kali meneriakkan nama dua putrinya yakni Natasya Debi Ramadani (16) serta Naila Debi Anggraini (13), sewaktu para petugas mulai menggali kuburan yang berada di TPU Sukolilo, Malang, Jawa Timur.

Dua anaknya tersebut wafat pada malam suram Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 selepas pertandingan  Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada minggu ke-11 Liga 1 2022-2023.

Mereka termasuk dalam 135 korban yang meninggal dunia usai terjadinya keributan yang berujung tragedi tersebut.

Devi Ahok yang memakai baju hitam terlihat terkulai lemah dan harus dibopong oleh para petugas, sambil terus memanggil nama kedua putrinya tersebut.

“Anakku meninggal, anakku meninggal,” ucapnya beberapa kali dari siaran langsung.

Autopsi sendiri mulai dilakukan pada pukul 09.15 WIB oleh Perhimpunan Dokter Forensik (PDFI) cabang Jawa Timur.

Sampai pukul 11.30 WIB, proses autopsi tersebut masih berjalan.

Baca Juga: Satu Problem Timnas U-20 Indonesia yang Belum Teratasi di Turki

“Autopsi tersbut penting diketahui secara pasti sebab kematian korban tragedi Kanjuruhan,” ucap Hilda berdasarkan keterangan anggota TGIPF Tragedi Kanjuruhan yang datang ke lokasi yakni Irjen Pol Armed Wijaya.

Mengenai kapan proses autopsi akan selesai dilakukan, Hilda yang mengutip dokter autopsi mengatakan, akan diumumkan oleh pihak otoritas.

“Ucap ketua tim dokter autopsi, Nabil Bahasuan, ia belum bisa tentukan sebab hingga saat ini masih berlangsung,” kata Hilda.

PDFI Jawa Timur, kata Hilda, melakukan visum et repertum terhadap jenazah korban Tragedi Kanjuruhan atas permintaan penyidik.

Proses autopsi atas korban Tragedi Kanjuruhan sendiri merupakan bagian dari rekomendasi Tim Gabungan Pencari Fakta Independen (TGIPF) yang dibentuk pemerintah.

Dali Tahir: Awas Dapat Peringatan dari FIFA!, TGIPF Minta PSSI Dirubah

Dali Tahir: Awas Dapat Peringatan dari FIFA!, TGIPF Minta PSSI Dirubah Mantan Komite Etik FIFA asal Indonesia yakni Dali Tahir mewanti-wanti supaya pemerintah tak mengeluarkan pernyataan yang kontroversial. Pernyataan yang kontroversial tersebut dapat membuat Indonesia kembali mendapatakan sanksi hukuman dari Federasi Sepak Bola Dunia.

Diketahui sebelumnya Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan yakni Mahfud MD meminta supaya Ketua Umum  PSSI  Mochamad Iriawan serta jajarannya untuk segera mundur dari posisinya.

Pernyataan tersebut dilayangkan Mahfud sesuai dengan hasil rekomendasi dari Tim Gabungan Pencari Fakta Tragedi Kanjuruhan yang dibentuk oleh pemerintah tersebut.

“Semua harus menaati akan aturan, taati statuta PSSI yang berasal dari konstitusi sepak bola dunia, FIFA,” ucap Dali Tahir.

Pria yang juga merupakan Ketua Tim Perumus Statuta PSSI itu mengatakan, dah bukan tugas pemerintah untuk ikut campur kedalam hal tersebut atau melakukan intervensi.

Apalagi, menurutnya tugas TGIPF sendiri telah selesai sewaktu penyerahan dokumen terhadap Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.

“TGIPF itu buatan siapa? Pemerintah bukan? bila mereka meminta pertandingan dihentikan dan meminta supaya segera KLB, ya telah selesai tugasnya. Jangan kembali melakukan intervensi dengan meminta Ketua PSSI untuk mundur,” kata Dali Tahir.

Baca Juga: Dipanggil ke Istana, Zainudin Amali Ulas KLB PSSI serta Piala Dunia dengan Pak Presiden

Dali Tahir yang telah bertahun-tahun lamanya terjun di dunia sepak bola Indonesia. mengatakan bahwa peralihan kekuasaan di PSSI sering cuma dimanfaatkan demi kepentingan politik praktis yang justru jauh dari kata cita-cita untuk membangun sepak bola Indonesia menjadi jauh lebih baik.

“Jangan cari panggung dengan mengorbankan sepak bola. Satu hal yang akan buat rugi sebab diatur-atur oleh  orang yang tak mengerti dengan sepak bola,” cetusnya.

Pria yang sempat menjabat sebagai chairman tim Australia, Brisbane Roar FC ini justru menilai bahwa apa yang dilakukan oleh PSSI era kepemimpinan Mochamad Iriawan sebenarnya telah lebih baik dari pada kepengurusan sebelumnya.

“Saya takjub dengan PSSI kini, kepengurusan Iwan Bule itu dapat dikatakan luar biasa. Timnas Indonesia U-20, timnas wanita, futsal-nya semua ke Piala Asia. Itu kan prestasi,” tukas Dali Tahir.

Sebelumnya PSSI melalui rapat Exco di Kantor PSSI, Jakarta, tanggal 28 Oktober lalu setuju akan melaksanakan Kongres Luar Biasa dalam kurun waktu dekat.

PSSI juga sudah berkirim surat terhadap FIFA bahwa KLB untuk memilih ketua umum, wakil ketua umum dan anggota komite eksekutif  akan digelar pada tanggal 18 Maret 2023 mendatang.

Ketua umum PSSI yakni Mochamad Iriawan sendiri mengaku tak ingin melihat ekosistem sepak bola Indonesia terhenti.

“Maka dari itu, saya memutuskan untuk melaksanakan KLB. Saya juga tak ingin mengorbankan 120 ribu teman-teman yang hidup dari sepak bola, ada ofisial, wasit, pemain, kitman, pelaku UMKM, dan lain sebagainya dimana mereka hidup dari sepak bola,” ucap pria yang akrab dipanggil Iwan Bule itu belum lama ini.

“Kami memohon agar pemangku kepentingan berkenan memberikan izin untuk bergulir nya kompetisi, dari Liga 1, Liga 2, dan Liga 3,” tukasnya.

Menpora Buka Suara Perihal KLB PSSI, Pemerintah Tak Ikut Campur

Menpora Buka Suara Perihal KLB PSSI, Pemerintah Tak Ikut Campur Menteri Pemuda dan Olahraga yakni si Zainudin Amali secara tegas mengatakan bahwa pemerintah tak akan ikut campur dalam kongres luar biasa (KLB). KLB akan dilaksanakan PSSI dalam kurun waktu dekat.

Pemerintah sendiri tak akan mengintervensi pelaksanaan KLB sehingga pemerintah juga tak mempunyai harapan apapun dari yang dihasilkan nantinya.

Ia menuturkan KLB merupakan kewenangan federasi sepak bola yang telah diputuskan dan dipersilakan guna dijalankan.

“Telah diputuskan, pemerintah tak akan ikut campur,” ucap Menpora di sela pengarahan terhadap atlet binaan Universitas Semarang (USM) di Semarang, Minggu.

“Kita tunggu saja, apapun hasilnya nanti,” imbuhnya.

Dalam persetujuan tersebut, Menpora memberikan pengarahan terhadap mahasiswa yang merupakan atlet didikan USM.

Baca Juga: Arema FC, Perihal KLB PSSI Kami Setuju

Menpora menghargai usaha USM dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang tak cuma dari sisi akademik.

“Tak banyak perguruan tinggi yang memberikan persetujuan terhadap atletnya, kebanyakan lebih banyak pada penekanan akademik,” ucapnya.

Sebelumnya, PSSI sendiri berencana melaksanakan KLB yang lebih cepat dari yang dijadwalkan.

Desakan terhadap PSSI untuk secepatnya melaksanakan KLB awalnya datang dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dibentuk Pemerintah Indonesia menyusul terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan kemarin, Malang, yang telah merenggut hampir lebih dari 135 orang dan melukai ratusan lainnya.

TGIPF, dalam dokumen yang dikeluarkan pada tanggal 14 Oktober 2022 lalu, merekomendasikan jajaran Exco PSSI, termasuk Ketua Umum PSSI yakni Mochamad Iriawan, mengundurkan diri sebagai bentuk akan rasa pertanggungjawaban moral atas jatuhnya ratusan korban, baik dari meninggal hingga  luka-luka, akibat peristiwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan.